Thursday, December 15, 2011

Filsafat Pendidikan -- Fungsi pendidikan dalam kehidupan manusia

A.    Fungsi pendidikan dalam kehidupan manusia
[1]Peranan pendidikan dalam hidup dan kehidupan manusia, terlebih lebih dalam zaman modern sekarang ini yang dikenal dengan abad cybernetic, pendidikan di akui sebagai satu kesatuan yang menentukan prestasi dan duktifitas di bidang yang lain. Karena, menurut Theodore brameld bahwa pendidikan sebagai kekuatan berarti mempunyai kewenangan yang cukup kuat bagi kita, bagi rakyat banyak untuk menentukan suatu dunia bagainama yang kita inginkan dan bagaimana mencapai dunia semacam itu. Tidak ada satu fungsi dan jabatan di dalam masyarakatnpa melalui proses pendidikan. Pendek kata, seluruh aspek kehidupan memerlukan proses pendidikan baik di dalam maupun di luar lembaga formal. Hubungan dan interaksi sosial yang terjadi dalam proses pendidikan di masyarakat mempengaruhi perkembangan kepribadian manusia. Untuk memperoleh hakikat diri yang makin bertambah sebagai hasil pengalaman berturut-turut sepanjang kehidupan manusia.
Menurut prof. richey tersebut, istlah pendidikan berkenaan dengan fungsi yang luas mengenai peliharaan dan perbaikan kehidupan suatu masyarakat, terutama memperkenalkan kepada warga mengenai tanggung jawab bersama di dalam masyarakat. Jadi, pendidikan adalah suatu proses yang lebih luas daripada proses yang berlangsung di dalam sekolah. Pendidikan adalah suatu aktifitas sosial yang memungkinkan masyarakat tetap ada dan berkembang. Di dalam masyarakat yang kompleks, fungsi pendidikan mengalami proses spesialisasi dam melembaga dalam pendidikan formal, yang senantiasa tetap berhubungan dengan proses pendidikan informal di luar sekolah.[2]
Menurut prof. lodge tersebut, perkataan pendidikan terkadang dipakai dalam pengertian yang luas dan kadang dalam arti yang lebih sempit. Dalam pengertia yang lebih luas, semua pengalaman dapat dikatakan sebagai pendidikan. Sebagai contoh, seorang anak dapat mendidik orang tuanya sebagai mana halnya seorang murid dapat pula mendidik gurunya. Segala sesuatu yang kita katakan, pikiran, atau kerjakan dapat mendidik kita. Demikian pula, apa yang dikatakan atau dilakukan sesuatu kepada kita, baik dari benda-benda mati maupun benda-benda hidup. Dalam pengertian yang lebih luas ini, hidup adalah pendidikan dan pendidikan adalah proses hidup dan kehidupan yang berjalan bersama, tidak terpisah satu sama lain karena bberlangsung di dalam dan oleh proses masyarakat, sehingga sekurang-kurangnya tiap pribadi manusia terlibat dengan pengaruh pendidikan. Jadi pendidikan meliputi seluruh umat manusia, sepnjang sejarah adanya manusia dan sepanjang hidup manusia.
Sedangkan dalam pengertian yang lebih sempit, diuraikan oleh lodge bahwa pendidikan dibatasi pada fungsi tertentu di dalam masyarak yang terdiri atas penyerahan adat istiadat (tradisi) dengan latar belakang sosialnya dengan pandangan hidupnya dari masyarakat ke generasi berikutnya, dan demikian seterusnya. Selanjutnya, dalam praktiknya “pendidikan” identik dengan sekolah yaitu pengajaran formal dalam kondisi dan situasi yang diatur, yang hanya menyangkut pribadi yang secara suka rela mengikutinnya.[3]
B.     Peranan lembaga pendidikan
Disini kita jumpai tiga lembaga pendidikan yang sangat berparan penting dalam proses pembentukan kepribadian diri seseorang yaitu lembaga pendidikan keluarga, lembaga pendidikan sekolah, dan lembaga pendidikan masyarakat ketiganya mempunyai fungsi dan peranannya masing-masing.[4]

1.      Lembaga pendidikan keluarga
Sebagai transmisi pertama dalam pendidikan, keluarga memiliki tugas utama dalam meletakkan dasar bagi pendidikan akhlak dan pandangan hidup keagamaan. Dikatakan pertama karena keluarga adalah tempat dimana anak pertama kali mendapatkan pendidikan. Sedangkan dikatakan utama karena hampir semua  pendidikan awal yang diterima anak adalah dalam keluarga. Karena itu, keluarga merupakan lembaga pendidikan tertua, yang bersifat informal dan kodrati. Lahirnya keluarga sebagai pendidikan sejak manusia itu ada. Ayah dan ibu sebagai pendidik, dan anak sebagai terdidik. Tugas keluarga adalah melatakkan dasar-dasar bagi perkembangan anak barikutnya, agar anak dapat berkembang secara baik.
Fungsi dan peranan pendi[5]dikan keluarga:
Ø  Penglaman pertama anak-anak.
Penngalaman ini merupakan factor yang sangat penting baga perkembangan berikutnya, khususnya dalam perkembangan pribadinya. Kehidupan keluarga sangat penting, sebab pengalaman masa kanak-kanak akan memberi warna pada perkembangan selanjutnya.
Ø  Menjamin kehidupan emosional anak.
Yaitu memberikan perhatian yang tinggi terhadap anak, mencurahkan rasa cinta dan kasih sayang serta memberikan contoh kebiasaan hidup yang bermanfaat bagi anak.
Ø  Menanamkan dasar pendidikan moral.
Orang tua harus mampu menjadi suri tauladan yang baik.
Ø  Memberikan dasar pendidikan sosial.
Keluarga sebagai komunitas terkecil dalam kehidupan sosial merupakan satu tempat awal bagi anak mengenal nilai-nilai sosial.
Ø  Peletakkan dasar-dasar keagamaan.
Masa kanak-kanak adalah masa paling baik dalam usaha menanamkan nilai dasar keagamaan. Kehidupan keluarga yang penuh dengan suasana keagamaan akan memberikan pengaruh besar kepada anak.

2.      Lembaga pendidikan sekolah
Akibat keterbatasan kemampuan orang tua dalam mendidik anaknya, maka dipercayakanlah tugas mengajar itu kepada orang dewasa lain yang lebih ahli dalam lembaga pendidikan formal, yaitu guru. Sekolah sebagai wahana pendidikan ini, menjadi produsen penghasil individu yang berkemampuan secara intelektual dan skill. Karenanya, sekolah perlu dirancang dan dikelola dengan baik. Sekolah lahir dan berkembang secara efektif dan afisien dari, oleh dan untuk masyarakat, sekolah berkewajiban memberikan pelayanan kepada masyarakat dalam mendidik warga Negara.
Fungsi lembaga sekolah:
Ø  Mengembangkan kecerdasan pikiran dan memberikan pengetahuan anak didik.
Ø  Spesialisasi dalam bidang pendidikan dan pengajaran.
Ø  Sosialisasi, yaitu proses pengembangan individu menjadi makhluk sosial yang mampu beradaptasi dengan masyarakat.
Ø  Konservasi dan transmisi cultural, yaitu pemeliharaan warisan budaya. Dapat dilakukan dengan pencarian dan penyampaian budaya pada anak didik selaku generasi muda.
Ø  Transisi dari rumah ke masyarakat. Sekolah menjadi tempat anak untuk melatih berdiri sendiri dan tanggung jawab anak sebagai persiapan untuk terjun kemasyarakat.


Peran lembaga sekolah:
Ø  Tempat anak didik belajar bergaul, baik sesamanya, dengan guru dan dengan kariyawan.
Ø  Tempat anak didik belajar mentaati peraturan sekolah.[6]

3.      Lembaga pendidikan masyarakat
Masyarakat sebagai lingkungan memiliki pengaruh besar terhadap perkembangan pribadi seseorang. Dalan hal ini, masyarakat memiliki peranan penting dalam upaya ikut serta menyelenggarakan pendidikan, membantu pengadaan tenaga dan biaya, sarana dan prasarana dan menyedikan lapangan kerja. Karenanya, partisipasi masyarakat membantu pemerintah dalam usaha mencerdaskan kehidupan bangsa yang sangat diharapkan. Pendidkan dalam masyrakat memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a.       Diselenggarakan dengan segaja di luar sekolah.
b.      Peserta umumnya mereka yang tidak bersekolah atau drop out
c.       Tidak mengenal jenjang dan program pendidikan untuk jangka waktu pendek.
d.      Peserta tidak perlu homogen.
e.       Ada waktu belajar dan metode formal, serta evaluasi yang sistematis.
f.       Isi pendidikan yang bersifat praktis dan khusus.
g.      Keterampilan kerja sangat di tekankan sebagai jawaban terhadap kebutuhan meningkatkan taraf hidup.





[1]  Djumransjah, Pengantar Filsafat Pendidikan Bayu Media, Malang : 2004. Hal : 139-140
[2] Ibid, Hal : 141-142
[3] Hasan Fuad, Dasar-Dasar Kependidikan Renika Cipta, Jakarta : 1995. Hal : 17
[4] Hasbullah, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta : 3002. Hal : 101

[6] Tim Dosen IKIP, Dasar-Dasar Pendidikan IKIP Semarang Press, Semarang : 1981. Hal : 334



DAFTAR PUSTAKA

Hasbullah, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2003)
Fuad Hasan, Dasar-Dasar Pendidikan (Jakarta : Renika Cipta, 1995)
Tim Dosen IKIP, Dasar-Dasar Pendidikan (Semarang : IKIP Semarang Press, 1981)
Jumransjah, Pengantar Filsafat Pendidikan (Malang : Bayu Media, 2004)

0 komentar:

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites