Thursday, December 15, 2011

Filsafat Pendidikan -- Pengantar Filsafat Pendidikan

by Saidi
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
            Pendidikan adalah upaya mengembangkan potensi-potensi manusiawi peserta didik baik potensi fisik potensi cipta, rasa, maupun karsanya, agar potensi itu menjadi nyata dan dapat berfungsi dalam perjalanan hidupnya. Dasar pendidikan adalah cita-cita kemanusiaan universal. Pendidikan bertujuan menyiapkan pribadi dalam keseimbangan, kesatuan. organis, harmonis, dinamis. guna mencapai tujuan hidup kemanusiaan. Filsafat pendidikan adalah filsafat yang digunakan dalam studi mengenai masalah-masalah pendidikan.
            Suatu usaha untuk mengatasi persoalan-persoalan pendidikan tanpa menggunakan kearifan (wisdom) dan kekuatan filsafat ibarat sesuatu yang sudah ditakdirkan untuk gagal. Persoalan pendidikan adalah persoalan filsafat. Pendidikan dan filsafat tidak terpisahkan karena akhir dari pendidikan adalah akhir dari filsafat, yaitu kearifan (wisdom). Dan alat dari filsafat adalah alat dari pendidikan, yaitu pencarian (inquiry), yang akan mengantar seseorang pada kearifan.
Filsafat pendidikan memang suatu disiplin yang bisa dibedakan tetapi tidak terpisah baik dari filsafat maupun juga pendidikan, ia beroleh asupan pemeliharaan dari filsafat. Ia mengambil persoalannya dari pendidikan, sedangkan metodenya dari filsafat. Berfilsafat tentang pendidikan menuntut suatu pemahaman yang tidak hanya tentang pendidikan dan persoalan-persoalannya, tetapi juga tentang filsafat itu sendiri. Filsafat pendidikan tidak lebih dan tidak kurang dari suatu disiplin unik sebagaimana halnya filsafat sains atau sains yang disebut mikrobiologi.
Bidang ilmu pendidikan dengan berbagai cabang-cabangnya merupakan landasan ilmiah bagi pelaksanaan pendidikan, yang terus berkembang secara dinamis. Sedangkan filsafat pendidikan sesuai dengan peranannya, merupakan landasan filosofis yang menjiwai seluruh kebijaksanaan dan pelaksanaan pendidikan. Kedua bidang diatas harus menjadi pengetahuan dasar (basic knowledge) bagi setiap pelaksana pendidikan, apakah ia guru ataukah sarjana pendidikan.
2. Rumusan Masalah
1)      Jelaskan pengertian pendidikan dan filsafat pendidikan?
2)      Jelaskan ruang lingkup filsafat pendidikan?
3)      Apa saja peranan filsafat pendidikan?
3. Tujuan Penulisan Makalah
            Mahasiswa dapat manjelaskan secara lisan/tertulis makna pendidikan, filsafat pendidikan, dan ruang lingkup filsafat pendidikan, serta peranan filsafat pendidikan.


BAB II
PEMBAHASAN
Kompetensi Dasar
:
Mahasiswa memahami pengertian pendidikan, filsafat pendidikan, ruang lingkup filsafat pendidikan, dan peranan filsafat pendidikan.
Indikator
:
Mahasiswa dapat manjelaskan secara lisan/tertulis makna pendidikan, filsafat pendidikan, dan ruang lingkup filsafat pendidikan, serta peranan filsafat pendidikan.

A. Pengertian Pendidikan dan filsafat pendidikan
1. Pengertian Pendidikan
Pendidikan berasal dari bahasa Inggris “education”, berakar dari bahasa Latin “educare”, yang berarti pembimbingan berkelanjutan(to lead forth). Jika diperluas, arti etimologis itu mncerminkan keberadaan pendidikan yang berlangsung dari generasai ke generasi sepanjang eksistensi kehidupan manusia.
Pengertian pendidikan secara sempit yakni seluruh kegiatan belajar yang direncanakan, dengan materi terorganisasi, dilaksanakan secara terjadwal dalam sistem pengawassan, dan diberikan evaluasi berdasar pada tujuan yang telah ditentukan. Kegiatan belajar sepeerti itu dilaksanakan di dalam lembaga pendidikan sekolah. Tujuan utamanya adalah pengembenagan potensi intelektual dalam bentuk penguasaan bidang ilmu khusus dan kecakapan dalam sistem teknologi.
Pengertian pendidikan secara luas yakni segala kegiatan pembelajaran yang berlangsung sepanjang zaman dalam segala situasi kehidupan. Pendidikan berlangsung di segala jenis, bentuk, dan tingkat lingkungan hidup, yang kemudian mendorong pertumbuhan segala potensi yang ada dalam diri individu. Dengan kegiatan pembelajaran seperti itu, individu mampu mengubah dan mengembangkan diri sendiri menjadi semakin dewasa, cerdas dan matang. Jadi singkatnya, pendidikan merupakan sistem proses perubahan menuju pendewasaan, pencerdasan dan pematangan diri. Dewasa dalam hal perkembangan badan, crdas dalam hal perkembangan jiwa, dan matang dalam hal berperilaku. Dalam langkah kegiatan pendidikan selanjutnya, ketiga sasaran ini menjadi kerangka pembudayaan kehidupan manusia.[1]
2. Pengertian Filsafat Pendidikan
Kata filsafat berasal dari bahasa yunani kuno, philos artinya cinta dan shopia artinya kearifan atau kebijakan. Filsafat berarti cinta yang mendalam terhadap kearifan atau kebijakan. Dan dapat pula diartikan sebagai sikap atau pandangan seseorang yang memikirkan segala sesuatunya secara mendalam dan melihat dari segi yang luas dan menyeluruh dengan segala hubungan. Menurut Harold titus, dalam arti sempit filsafat diartikan sebagai sains yang berkaitan dengan metodologi, dan dalam arti luas filsafat mencoba mengintegrasikan pengetahuan manusia yang berbeda-bedadan menjadikan suatu pandangan yang komprehensif tentang alam semesta, hidup, dan makna hidup. [2]
Secara istilah, filsafat mengandung banyak pengertian sesuai sudut pandang para ahli bersangkutan, diantaranya :
1.      Muhammad Noor Syam (1986) merumuskan pengertian filsafat dari dua sisi. Pertama, filsafat sebagai aktivitas berfikir murni, atau kegiatan akal manusia dalam usaha mengerti secara mendalam mengenai segala sesuatu. Pengertian filsafat disini ialah berfilsafat. Kedua, filsafat sebagai produk kegiatan berfikir murni. Jadi merupakan suatu wujud ilmu sebagai hasil pemikiran dan penyelidikan berfilsafat, sehingga merupakan suatu bentuk perbendaharaan yang terorganisasi, memiliki sistematika tertentu filsafat juga diartikan satu bentuk ajaran tentang sesuatu atau tentang segala sesuatu sebagai satu ideology.
2.      Menurut Hasbullah Bakry (dalam prasetya, 1997) filsafat adalah ilmu yang menyelidiki segala sesuatu dengsn mendalam mengenai ketuhanan, alam semesta dan manusi sehingga dapat menghasilkan pengetahuan tentang bagaimana hakekatnya sejauh yang dapat dicapai akal manusia dan bagaimana sikap manusia itu seharusnya setelah mengetahui pengetahuan itu.[3]
Filsafat adalah pandangan hidup seseorang atau sekelompok orang yang merupakan konsep dasar mengenai kehidupan yang dicita-citakan. Filsafat juga diartikan sebagai suatu sikap seseorang yang sadar dan dewasa dalam memikirkan segala sesuatu secara mendalam dan ingin melihat dari segi yang luas dan menyeluruh dengan segala hubungan.
Kata pendidikan berasal dari kata didik. Dalam kamus besar bahasa Indonesia, pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Para ahli mengemukakan definisi pendidikan adalah sebagai berikut :
1.      McLeod : “pendidikan berarti perbuatan atau proses perbuatan untuk memperoleh pengetahuan.”
2.      Tardif : “pendidikan adalah seluruh tahapan pengembangan kemampuan-kemampuan dan prilaku-prilaku manusia dan juga proses penggunaan hampir seluruh pengalaman kehidupan.”
3.      Poerbakawatja dan Harahap : “pendidikan ialah usaha secara sengaja dari orang dewasa untuk dengan pengaruhnya meningkatkan si anak ke kedewasaan yang selalu diartikan mampu menimbulkan tanggung jawab moril dari segala perbuatannya.”
4.      Henderson : “pendidikan merupakan suatu proses pertumbuhan dan perkembangan sebagai hasil interaksi individu dengan lingkungan sosial dan lingkungan fisik, berlangsung sepanjang hayat sejak manusia lahir.”
Pendidikan adalah ikhtiar atau usaha manusia dewasa untuk mendewasakan peserta didik agar menjadi manusia mandiri dan bertanggung jawab baik terhadap dirinya maupun , orang lain, hewan, dan sebagainya. Ikhtiar mendewasakan mengandung makna yang sangat luas, yaitu transfer pengetahuan dan keterampilan, bimbingan dan arah penguasaan pengetahuan, keterampilan, dan pembinaan kepribadian, sikap moral dan sebagainya. [4]
Al-Syaibany mengartikan bahwa filsafat pendidikan ialah aktifitas pikiran yang teratur yang menjadi filsafat tersebut sebagai jalan untuk mengatur, menyelaraskan dan memadukan proses pendidikan . artinya, bahwa filsafat pendidikan dapat menjelaskan nilai-nilai dan maklumat-maklumat yang diupayakan untuk mencapainya, maka filsafat pendidikan dan pengalaman kemanusiaan merupakan factor yang integral atau satu kesatuan.
Dengan demikian, filsafat pendidikan itu adalah filsafat yang memikirkan tentang masalah kependidikan. Oleh karena ada kaitan dengan pendidikan, filsafat diartikan sebagai teori pendidikan dengan segala tingkat.
B. Ruang Lingkup Pemikiran Filsafat Pendidikan
Dalam memahami dan mengembangkan pemikiran kefilsafatan pendidikan perlu dipahami pola dan system pemikiran kefilsafatan pada umumnya. Pola dan system pemikiran kefilsafatan sebagai suatu ilmu adalah :
1.      Pemikiran kefilsafatan harus bersifat sistematis, dalam arti dalam  berpikirnya logis dan rasional tentang hakikat masalah yang dihadapi;
2.      Tinjauan permasalahan yang dipikirkan bersifat radikal artinya  menyangkut persoalan-persoalan mendasar samapai keakar-akarnya.
3.      Ruang lingkup pemikirannya bersifat universal artinya persoalan-persoalan yang dipikirkannya bersif at menyeluruh;
4.      Meskipun pemikiran-pemikiran yang dilakukan lebih bersifat spekulatif,  namun didasari oleh nilai-nilai yang obyektif
Pola dan system berpikir filosofis yang demikian dilaksanakan dalam ruang lingkup yang menyangkut bidang-bidang sebagai berikut :
1. Cosmologi yaitu suatu pemikiran dalam permasalahan yang berhubungan dengan alam semesta, ruang dan waktu, kenyataan hidup manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan, serta proses kejadian-kejadian dan perkembangan hidup manusia di alam nyata.
2. Ontology yaitu suatu pemikiran tentang asal-usul kejadian alam semesta, dari mana dan kearah mana proses kejadiannya.

Secara makro (umum) apa yang menjadi obyek pemikiran filsafat, yaitu dalam ruang lingkup yang menjangkau permasalahan kehidupan manusia, alam semesta dan sekitarnya adalah juga obyek pemikiran filsafat pendidikan. Tetapi secara mikro (khusus) yang menjadi obyek filsafat pendidikan meliputi :
               I.              Merumuskan secara tegas sifat hakikat pendidikan (The Nature Of Education).
            II.              Merumuskan sifat hakikat manusia sebagai subyek dan obyek pendidikan (The Nature Of Man).
          III.              Merumuskan secara tegas hubungan antara filsafat, filsafat pendidikan, agama dan kebudayaan.
         IV.              Merumuskan hubungan antara filsafat, filsafat pendidikan dan teori pendidikan.
            V.              Merumuskan hubungan antara filsafat negara (Ideology), filsafat pendidikan dan politik pendidikan (sistem pendidikan).
         VI.              Merumuskan sistem nilai norma atau isi moral pendidikan yang merupakan tujuan pendidikan.
Dengan demikian dari uraian tersebut diperoleh suatu kesimpulan bahwa yang menjadi obyek filsafat pendidikan ialah semua aspek yang berhubungan dengan upaya manusia untuk mengerti dan memahami hakikat pendidikan itu sendiri, yang berhubungan dengan bagaimana pelaksanaan pendidikan dan bagaimana tujuan pendidikan itu dapat dicapai seperti yang dicita-citakan.  
C. Peranan Filsafat Pendidikan
Tujuan filsafat pendidikan memberikan inspirasi bagaimana mengorganisasikan proses pembelajaran yang ideal. Teori pendidikan bertujuan menghasilkan pemikiran tentang kebijakan dan prinsip-rinsip pendidikan yang didasari oleh filsafat pendidikan. Praktik pendidikan atau proses pendidikan menerapkan serangkaian kegiatan berupa implementasi kurikulum dan interaksi antara guru dengan peserta didik guna mencapai tujuan pendidikan dengan menggunakan rambu-rambu dari teori-teori pendidikan. Peranan filsafat pendidikan memberikan inspirasi, yakni menyatakan tujuan pendidikan negara bagi masyarakat, memberikan arah yang jelas dan tepat dengan mengajukan pertanyaan tentang kebijakan pendidikan dan praktik di lapangan dengan menggunakan rambu-rambu dari teori pendidik. Seorang guru perlu menguasai konsep-konsep yang akan dikaji serta pedagogi atau ilmu dan seni mengajar materi subyek terkait, agar tidak terjadi salah konsep atau miskonsepsi pada diri peserta didik.
Secara ringkasnya, peranan Filsafat pendidikan dalam pengembangan ilmu pendidikan adalah :
1)      Memberikan landasan dan sekaligus mengarahkan kepada proses pelaksanaan pendidikan;
2)      Membantu memperjelas tujuan-tujuan pendidikan;
3)      Melaksanakan kritik dan koreksi terhadap proses pelaksanaan tersebut;
4)      Melakukan evaluasi terhadap metode dari proses pendidikan.














BAB III
SIMPULAN
Pengertian pendidikan secara sempit yakni seluruh kegiatan belajar yang direncanakan, dengan materi terorganisasi, dilaksanakan secara terjadwal dalam sistem pengawassan, dan diberikan evaluasi berdasar pada tujuan yang telah ditentukan. Pengertian pendidikan secara luas yakni segala kegiatan pembelajaran yang berlangsung sepanjang zaman dalam segala situasi kehidupan. Filsafat pendidikan itu adalah filsafat yang memikirkan tentang masalah kependidikan.
Ruang lingkup filsafat pendidikan adalah Cosmologi dan Ontology.
peranan Filsafat pendidikan dalam pengembangan ilmu pendidikan adalah :
1)      Memberikan landasan dan sekaligus mengarahkan kepada proses pelaksanaan pendidikan;
2)      Membantu memperjelas tujuan-tujuan pendidikan;
3)      Melaksanakan kritik dan koreksi terhadap proses pelaksanaan tersebut;
4)      Melakukan evaluasi terhadap metode dari proses pendidikan.







DAFTAR PUSTAKA
Suparlan Suhartono, Filsafat Pendidikan, Jogjakarta : Ar Ruzz,  2006
Arifin Muzayyin, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 2003.
Syar’i Ahmad, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Pustaka Firdaus, 2005.
Charles J. Braunes & Hobert W. Burns. Problems in Education and Philosophy. New York: Prentice-Hall Inc., 1965.














PERTANYAAN
1.      Jelakan apa yang dimaksud dengan Pendidikan?
2.      Jelaskan apa yang dimaksud dengan Filsafat Pendidikan?
3.      Apa saja objek atau ruang lingkup Filsafat Pendidikan?
4.      Jelaskan tujuan Filsafat Pendidikan?
5.      Jelaskan Peranan Filsafat pendidikan?



[1] Suparlan Suhartono, Filsafat Pendidikan,(Jogjakarta : Ar Ruzz,  2006)hlm.80

[2] http://dzakiyahjuanda.blogspot.com/2011/03/filsafat-pendidikan-pengertian-dan.html
[3] Arifin Muzayyin, Filsafat Pendidikan Islam( Jakarta: Bumi Aksara, 2003)
[4] Ibid

0 komentar:

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites