Makalah tentang Media Pembelajaran, baik pengertian, klassifikasi dan prinsip penggunaan media pembelajaran. semoga bermanfaat.
BAB I
PENDAHULUAN
A. latar belakang masalah
media
merupakan hal yang mutlak untuk di gunakan dalam proses belajar mengajar.
Pemanfatan adalah aktivitas mengunakan proses dan sumber untuk belajar. Fungsi
pemanfaatan sangat penting karena mebicarakan kaitan antara belajar dengan
bahan atau system pembelajaran. Mereka yang terlibat dalam pembelajaran
mempunyai tanggun jawab untuk memcocokan pelajaran dengan bahan dan aktifitas
aktifitas yang spesifik, menyiapkan
pembelajaran agar dapat berinteraksi
B. rumusan masalah
- apa pengertian media pembelajaran?
- apa media yang efektif dalam pembeljaran aqidah akhlak?
C. tujuan penulisan
a.
untuk mengetahui apa media pembelejaran aqidah
yang efektif
b.
untuk memenuhi tugas mata kuliah yang di
berikan oleh dosen.
BAB II
PEMBAHASAN
A. pengertian pembelajaran
Secara
harfiah kata media memiliki arti “perantara” atau “pengantar”. Association for education and communication
Technology(AECT) mendefinisikan media yaitu segala bentuk yang dipergunakan
untuk suatu proses penyaluran informasi. Sedangkan Education Assosiation mendefinisikan sebagai benda yang dapat
dimanipulasikan, dilihat, didengar, dibaca, atau dibicarakan beserta instrumen
yang dipergunakan dengan baik dalam belajar mengajar, dapat mempengaruhi
efektifitas program instruksional.[1]
Beberapa
ahli memberikan definisi tentang media pembelajaran.
Schramm
(1977) mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah teknologi pembawa pesan
yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran. Sementara itu, Briggs
(1977) berpendapat bahwa media pembelajaran adalah sarana fisik untuk
menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti : buku, film, video dan
sebagainya. Sedangkan, National Education Associaton (1969) mengungkapkan bahwa
media pembelajaran adalah bentuk–bentuk komunikasi baik cetak maupun visual dan
audio visual,media hendaknya dapat dimanipulasi, didengar, dilihat dan terbaca.
Breidle (1966:3): mediapembelajaran adalah seluruh alat dan bahan yang dapat
dipakai Untuk mencapai tujuan pendidikan. Gerlach dan Elly (1980:244): media
pembelajaran adalah orang, bahan, peralatan atau kegiatan yang menciptakan
kondisi yang memungkinkan siswa memperoleh pengetahuan dan sikap dari hasil
belajarnya. Gagne (1970): media pembelajaran adalah berbagai jenis komponen
dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang untuk belajar. Dari pendapat di atas disimpulkan bahwa media
pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, dapat
merangsang fikiran, perasaan, dan kemauan peserta didik sehingga dapat
mendorong terciptanya proses belajar pada diri peserta didik.[2]
B. Jenis-jenis media pembelajaran
Pengelompokkan
berbagai jenis media apabila dilihat dari segi perkembangan teknologi, oleh Seels
& Glasgow (1990) dibagi menjadi dua kelompok besar yaitu media tradisional
dan media mutakhir.
1.
Media tradisional, antara lain :
- Visual diam yang diproyeksikan (opaque, overhead projector, slides, film strips)
- Visual yang tidak diproyeksikan (gambar, poster, foto, charts, grafik, papan info, pameran)
- Audio (rekaman kaset, radio)
- Multimedia (slide suara)
- Visual dinamis yang diproyeksikan (film, televisi, video)
- Bahan cetak (buku teks, modul, majalah, hand out)
- Permainan (games)
- Realia
2.
Media Modern
1) Media
berbasis telekomunikasi (teleconference, elearning)
2) Media
berbasis mikroprosesor (permainan komputer, hypermedia, CAI, hypertext) Sedangkan menurut Rudy Bretz (1971)
pengelompokkan media didasarkan pada tiga unsur pokok yaitu suara, visual dan
gerak. Adapun klasifikasi media menurut Rudy Bretz sebagai berikut :
1.
Media audio
2.
Media cetak
3.
Media visual diam
4.
media visual gerak
5.
media audio semi gerak
6.
Media semi gerak
7.
Media audio visual diam
8.
Media audio visual gerak
Anderson
(1976) mengelompokkan media menjadi 10 golongan sebagai berikut
1.
Audio kaset audio, siaran radio, CD, telepon
2.
Cetak contoh buku pelajaran, modul, brosur, leaflet, gambar
3.
Audio-cetak Kaset audio yang dilengkapi bahan tertulis
4.
Proyeksi visual diam Overhead transparansi (OHT), film bingkai (slide)
5.
Proyeksi audio visual diam Film bingkai bersuara[3]
6.
Visual gerak Film bisu
7.
Audio visual gerak Film gerak bersuara, video/vcd, televise
8.
Obyek fisik Benda nyata, model, specimen
9.
Manusia dan lingkungan guru, pustakawan, laboran
10.
Komputer CAI, (pembelajaran berbantuan computer)
Dari
keterangan diatas dapat disimpulkan bahwa jenis media itu ada tiga yaitu media
visual, media audio, dan media audio-visual:
1.
Media Visual : grafik, diagram, chart, bagan, poster, kartun, komik ,buku
2.
Media Audio : radio, tape recorder, laboratorium bahasa, dan sejenisnya
3.
Media audio visual : Televisi,film,video (VCD,DVD,VTR),computer
Jenis-jenis
media pembelajaran yang cocok digunakan pada pembelajaran aqidah di MI menurut
penulis adalah media cetak seperti buku pelajaran, modul, brosur,
leaflet,kartun,komik gambar,media audio seperti CD, tape recorder kaset, media
audio visual seperti film, video, televisi, komputer. Permainan (game), manusia
dan lingkungan.
C. prinsip penggunaan media pembelajaran
Agar
media pembelajaran benar-benar digunakan untuk membelajarkan siswa, maka ada
sejumlah prinsip yang harus diperhatikan, di antaranya:
1) Media
yang akan digunakan oleh guru harus sesuai dan diarahkan untuk mencfapai tujuan
pembelajaran. Media tidak digunakan sebagai alat hiburan, atau tidak
semata-mata dimanfaatkan untuk mempermudah guru menyampaikan materi, akan
tetapi benar-benar utuk membantu siswa belajar sesuai dengan tujuan yang ingin
dicapai.
2) Media
yang akan digunakanharuys sesuai dengan materi pembelajaran. Sesuai dengan
materi pembelajaran. Setiap materi pelajaran memiliki kekhasan dan kekompksan.
Meida yang akan digunakanharus sesuai dengan kompleksitas materi pemelajaran.
Contohnya untuk membelajarkan siswa memahami pertumbuhan jumlah pandduduki di
Indonesia, maka guru perlu mempersiapkan semacam grafik yang mencerminkan
pertumbuhan itu.
3) Media
pembelajaran harus sesuai dengan minat, kebutuhan, dan kondisi siswa. Siswa
yang memiliki kemampuan mendengarkan yang kurang baik, akan sulit memahami
pelajaran manakala digunakan media yang bersifat auditif. Demikian juga
sebaliknya, siswa yang memiliki kemampuan penglihatan yang kurang. Akan sulit
menangkap bahan pemebelajaran yang disajikan melalui media visual. Setiap siswa
memiliki kemampuan dan gaya yang berbeda. Guru perlu memerhatikan setiap
kemampuan dan gaya tersebut.
4) Media
yang akan diguanakan harus memerhatikan efektivitas dan efisiensi. Edia yang
memrluian peralatan yang mahal belum tentu efektif untuk mencapai tujuan
tertentu. Demikian juga media yang sangat sederhana belum tentu tidak memiliki
nilai. Setiap media yag dirancang guru perlu memerhatiakn efektivitas
penggunanya.
5) Media
yang digunakan harus sesuai dengan kemampuan guru dalam engoperasikannya. Sering
media yang kompleks terurama media-media mutakhir seperti media computer, LCD,
dan media elektronik lainnya memerlukan kemampuan khusus dlam
mengoperasikannya. Media secanggih apapun tidak akanbisa menolong tanpa
kemampuan teknis mengoperasikan dan memanfaatkan media yang akan digunakan. Hal
ini perlu ditekankan, sebab sering guru melakukan kesalahan-kesalahan yang
prinsip dalam menggunakan media pembelajaran yang pada akhirnya penggunaan
media bukan menambah kemudahan siswa belajar, malah sebaliknya mempersulit
siswa.
D. fungsi media pembelajaran
Media
memiliki beberapa fungsi, diantaranya :
1) Media
pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki oleh para
peserta didik. Pengalaman tiap peserta didik berbeda-beda, tergantung dari
faktor-faktor yang menentukan kekayaan pengalaman anak, seperti ketersediaan
buku, kesempatan melancong, dan sebagainya. Media pembelajaran dapat mengatasi
perbedaan tersebut. Jika peserta didik tidak mungkin dibawa ke obyek langsung
yang dipelajari, maka obyeknyalah yang dibawa ke peserta didik. Obyek dimaksud
bisa dalam bentuk nyata, miniatur, model, maupun bentuk gambar–gambar yang
dapat disajikan secara audio visual dan audial.
2) Media
pembelajaran dapat melampaui batasan ruang kelas.
Banyak
hal yang tidak mungkin dialami secara langsung di dalam kelas oleh para peserta
didik tentang suatu obyek, yang disebabkan, karena : (a) obyek terlalu besar;
(b) obyek terlalu kecil; (c) obyek yang bergerak terlalu lambat; (d) obyek yang
bergerak terlalu cepat; (e) obyek yang terlalu kompleks; (f) obyek yang
bunyinya terlalu halus; (f) obyek mengandung berbahaya dan resiko tinggi.
Melalui penggunaan media yang tepat, maka semua obyek itu dapat disajikan
kepada peserta didik.
3) Media
pembelajaran memungkinkan adanya interaksi langsung antara peserta didik dengan
lingkungannya.
4) Media
menghasilkan keseragaman pengamatan
5) Media
dapat menanamkan konsep dasar yang benar, konkrit, dan realistis.
6) Media
membangkitkan keinginan dan minat baru.
7) Media
membangkitkan motivasi dan merangsang anak untuk belajar.
8) Media
memberikan pengalaman yang integral/menyeluruh dari yang konkrit sampai dengan
abstrak
E. langkah-langkah penyiapan media pembelajaran
aqidah akhlak di MI
Jenis-jenis
media pembelajaran yang cocok digunakan pada pembelajaran aqidah di MI menurut
penulis adalah media cetak seperti buku pelajaran, modul, brosur,
leaflet,kartun,komik gambar,media audio seperti CD, tape recorder kaset, media
audio visual seperti film, video, televisi, komputer. Permainan (game), manusia
dan lingkungan. Agar penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar berhasil
dengan baik, perlu dilakukan langkah-langkah: perencanaan, pelaksanaan, dan
tindak lanjut. Dalam langkah- langkah tersebut, guru dan siswa terlibat aktif
sehingga kegiatan pemanfaatan lingkungan tersebut menjadi tanggung jawab
bersama.[4]
Media
mana yang akan digunakan tergantung kepada tujuan yang ingin dicapai, sifat
bahan ajar, ketersediaan media tersebut, dan juga kemampuan guru dalam
menggunakannya. Kriteria yang paling utama dalam pemilihan media bahwa media
harus disesuaikan dengan tujuan pembelajaran atau kompetensi yang ingin
dicapai. Contoh : bila tujuan atau kompetensi peserta didik bersifat
menghafalkan kata-kata tentunya media audio yang tepat untuk digunakan. Jika
tujuan atau kompetensi yang dicapai bersifat memahami isi bacaan maka media
cetak yang lebih tepat digunakan. Kalau tujuan pembelajaran bersifat motorik
(gerak dan aktivitas), maka media film dan video bisa digunakan. Di samping
itu, terdapat kriteria lainnya yang bersifat melengkapi (komplementer),
seperti: biaya, ketepatgunaan; keadaan peserta didik; ketersediaan; dan mutu
teknis.[5]
Langkah-
langkah penyiapan media pembelajaran aqidah di MI adalah sebagai berikut:
a. Pemilihan
media harus disesuaikan dengan tujuan pembelajaran atau kompetensi yang ingin
dicapai. Pemilihan media harus disesuaikan dengan biaya yang sesuai dengan
kondisi keuangan sekolah
b. Pemilihan
media harus sesuai dengan ketepatgunaan (dalam penggunaan media harus efektif
dan efisien )
c. Pemilihan
media harus disesuikan dengan keadaan peserta didik (arakteristik siswa)
menarik perhatian, adanya penonjolan/penekanan (misalnya dengan warna),
direncanakan dengan baik, serta memungkinkan siswa lebih aktif belajar.
d. Pemilihan
media harus sesuai dengan media yang tersedia disekolah atau guru bisa membawa
langsung media yang dimiliki dan guru mampu menggunakan media tersebut Dalam
e. penggunaan
media memerlukan langkah langkah seperti perencanaan (pemilihan media yang
sesuai), pelaksanaan (pemakaian media), tindak lanjut (setelah melaksanakan
media tersebut apa pengaruhnya terhadap perilaku siswa)
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Media
berasal dari bahasa latin merupakan bentuk jamak dari “medium” yang secara
harfiah berarti “Perantara” atau “Pengantar” yaitu perantara atau pengantar
sumber pesan dengan penerima pesan. Pengelompokkan berbagai jenis media apabila
dilihat dari segi perkembangan teknologi, oleh Seels & Glasgow (1990)
dibagi menjadi dua kelompok besar yaitu media tradisional dan media mutakhir.
DAFTAR PUSTAKA
E.
Mulyasa, Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosda Karya. 2008.
Sadiman,
Arif S. Media pendidikan. Jakarta: Rajawali Press, 2009.
Syaiful,
Sagala. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.2008
Usman,
M. Basyiruddin, Media Pembelajaran. Jakarta: Ciputat Pers,2002
Wahyudi,
Media Pembelajaran di MI, http://wahyuditembilahan.blogspot.com/2012/03
/media-pembelajaran-aqidah-akhlak.html, diambil 29-11-2012
Wina,
Sanjaya. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group. 2008.
[1]
Usman, M. Basyiruddin. Media Pembelajaran( Jakarta: Ciputat Pers,2002) hal. 11
[2]
Wahyudi, Media Pembelajaran di MI,
http://wahyuditembilahan.blogspot.com/2012/03
/media-pembelajaran-aqidah-akhlak.html, diambil 29-11-2012
[3]
Sadiman, Arif S. Media pendidikan( Jakarta: Rajawali Press, 2009)hal.222
[4]
E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional(Bandung: Remaja Rosda Karya. 2008)hal. 78
[5]
Wina Sanjaya. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan(Jakarta:
Kencana Prenada Media Group. 2008)hl.-
0 komentar:
Post a Comment