Thursday, December 9, 2010

Pengantar Studi Islam - Islam Dan Dimensi Aqidah Akhlak, Syariat, Filsafat Dan Budaya

BAB I
PENDAHULUAN

Latar belakang,
            Allah menurunkan ajaran Islam kepada Nabi Muhammad SAW. Dalam nilai dengan kesempurnaan tertinggi. Kesempurnaan itu meliputi segi fundamental tentan berbagai aspek kehidupan manusia berupa hukum dan norma, untuk mengantarkannya ke pintu gerbang kebahagiaan dunia dan akhirat. Oleh sebab itu, ajaran-ajaran Islam bersifat Eternal dan universal sesuai dengan fitrah manusia sebagai makhluk ciptaan-Nya.
            Dimensi-dimensi dalam Islam mencakup aqidah, akhlak, syariah, filsafat,dan kebudayaan. Maka kami disini akan menjelaskan masing-masing dimensi secara ringkas dan padat sesuai apa saja yang kami ketahui.












BAB II
PEMBAHASAN
A.ISLAM DALAM LINTASAN SEJARAH
1.makna sajarah
Kata sejarah dalam bahasa arab disebut tarikh, sirah, ‘ilm al-tarikh, atau dalam bahasa inggris disebut history. dari segi bahasa al-tarikh berarti ketentuan masa/waktu, sedang ‘ilm al-tarikh berarti ilmu yang mengandung/membahas penyebutan peristiwa-peristiwa/kejadian-kejadian,masa/waktu terjadinya peristiwa,dan sebab-sebab terjadinya peristiwa tersebut.
Sedangkan menurut istilah ,al-tarikh berarti : “sejumlah keadaan dan peristiwa-peristiwa yang terjadi di masa lampau,dan benar-benar terjadi pada diri individu atau masyarakat, sebagaiman benar-benar terjadi pada kenyataan-kenyataan alam dan manusia.
2.periodisasi sejarah islam
            Secara garis besar periodisasi sajarah Islam dibagi dalam (4) periode besar, yaitu:
1)      Periode pra klasik(610-650 M) yang meliputi 3 fase ,yakni: fase pembentukan agama(610-622 M); fase pembentukan Negara(622-632 M); danfase pra ekspansi(632-650 M)
2)      Periode klasik(650-1250 M), yang meliputi 2 fase, yaitu: fase ekspansi,integrasi, dan puncak kemajuan(650-1000 M); dan fase disintegrasi( 1000-1250 M)
3)      Periode pertengahan (1250-1800 M),yang meliputi 2 fase, yaitu fase kemunduran (1250-1500 M);dan fase tiga kerajaan(1500-1800 M)
4)      Periode modern(1800 M-seterusnya), merupakan zaman kebangkitan umat Islam

B. DIMENSI AQIDAH
            Aqidah bentik masdar dari kata “Aqoda, ya’qidu, aqdan, aqidatan” yang bararti  simpulan,ikatan,sangkutan,perjanjian dan tokoh. Sedang secara teknis aqidah berarti iman, kepercayaan, dan keyakinan. Dan tumbuhnya kepercayaan tentunya didalam hati , sehingga yang dimaksud aqidah adalah kepercayaan ang menghujam atau tersimpul didalam hati.
            Syekh Hasan Al-Bannah dalam bukunya “Al-‘Aqoid” menyatakan Aqidah sebagai sesuatu yang seharusnya hati membenarkannya sehingga menjadi ketenangan jiwa, yang menjadikan kepercayaan bersih dari kebimbangan dan keragu-raguan.[1]
Aqidah Islam terbagi kepada 4 bagian pokok dan masing-masing bagiannya mempunyai banyak cabang, yaitu:
1)      Al Illahiyyat( ketuhanan )
2)      An Nubuwwat ( kenabian )
3)      Ar Ruhaniyyat ( kerohanian )
4)       As Sam’iyyat ( masalah-masalah yang hanya didengar dari syara’).

C. DIMENSI AKHLAK
1.pengertian akhlak   
Akhlak secara etimologis berasal dari kata “khuluq” dan jama’nya “akhlak”,yang berarti budi pekerti, etika, dan moral. Demikian pula kata “khuluq”mempunyai kesesuaian dengan “khilqun”, hanya saja khuluq merupakan perangai manusia dari dalam diri(ruhaniyah) sedang khiqun merupakan perangai manusia dari luar(jasmani). Term khuluq juga  berhubungan erat dengan “khaliq”(pencipta) dan “makhluq”(yang diciptakan).
2. ciri-ciri Akhlak
            Akhlak dalam Islam bercirikan sebagai berikut:
v  Akhlak sebagai ekspresi sifat dasar seseorang yang konstan dan tetap
v  Akhlak selalu dibiasakan seseorang sehingga ekspresi akhlak tersebut dilakukan berulang-ulang,sehingga dalam pelaksanaan itu tanpa disertai pertimbangan pikiran terlebih dahulu
v  Apa yang diekspresikan dari akhlak merupakan keyakinan seseorang.
3. metode pendakian Akhlak
metode yang digunakan dalam pendakian akhlaq terdapat 3 cara,yaitu:
a)      Metode takholli,yakni mengkosongkan diri dari sifat-sifat yang tercela dan maksiat lahir-batin
b)      Metode tahalli, yaitu mengisi diri dengan sifat-sifat mahmudah(terpuji) secara lahir-batin.
c)      Metode tajalli, yaitu merasa akan keagungan Allah SWT.

D. DIMENSI SYARIAH
1. pengertian Syariah
            Secara etimologi, syariah berarti jalan yang lurus (Thoriqotun Mustaqimatun) yang diisyaratkan dalam Q.S. Al-Jatsiyah : 18 ,atau jalan yang dilalui air untuk minum ,atau juga tangga atau tempat naik yang bertingkat-tingkat.
            Sedangkan Sallam Madkur dalam “Al-Madkhal Lil Fiqh Al-Islami” menerangkan bahwa makna syariah dengan hukum yang ditetapkan oleh Allah melalui Rasul-Nya, agar mereka menaati hukum itu atas dasar iman, baik yang berkaitan dengan aqidah, amaliyah,(ibadah dan mu’amalah) maupun dengan akhlak.[2]
2.Cirri khas syariah Islam yaitu:
a)      Syari’ atau pembuat hukum adanya Allah SWT karena Dialah sumber wahyu
b)      Adanya syariah tidak terlepasdari pembawanya yakni para Rasul
c)      Isi syari’ah mencakup semua dimensi asasi kehidupan,baik itu kepercayaan,tingkah perbuatan,dan perbuatan.
3.Prinsip-prinsip Syari’ah Islam adalah:
1)      Semua tindakan termasuk ibadah harus berdasarkan”At-Tauhid”(ketuhanan)
2)      Ibadah dalam syari’ah Islam harus berkomunikasi kepada Allah secara langsung,tanpa menggunakan perantara(seperti berhala)
3)      Syari’ah dan ibadah yang dititahkan oleh Allah relevan dengan akal Manusia(harus menggunakan fungsi akal)
4.Tujuan syari’ah dalam Islam
            Tujuan syariah dasarnya mengacu pada prinsip-prinsip kehidupan yang mapan,seperti perwujudan kemashahalatan, keadilan, persamaan, persatuan, kesepakatan, kemanusiaan. Dengan mengacu pada prinsip kehidupan itu maka hukum Islam secara mendalam dapat diterapkan untuk semua kondisi walaupun secara peraturan dapat berubah-ubah menurut perkembangan zaman.
            Maka dalam sudut keilmuan maka syariah menghasilkan ilmu yang disebut fiqh, dan ahlinya disebut faih atau fukaha.

E DIMENSI FILSAFAT DALAM ISLAM
1.pengertian Filsafat dan cabang-cabangnya
Kata “filsafat” dapat diambil dari bahasa arab”falsafah atau falsafat”  orang Arab sendiri mengambilnya dari bahasa yunani “philosofia”, yang merupakan kata majemuk dari philos dan sofia . philos artinya artinya “cinta” dalam arti yang seluas-luasnya , yaitu ingin dan karena ingin itu berusa mancapai yang diinginkannya  itu. Sedangkan sofia berarti ‘kebijaksanaan” . bijaksana berarti “pandai” ,yakni mengerti secar mendalam. Dengan demikian dari segi bahasa dapat diambil pengertian bahwa filsafat berarti ingin mengerti dengan mendalam, atau cinta kepada kebijaksanaan.
Ditinjau dari segi Terminologis, filsafat itu mempunyai pengertian yang bermacam-macam tetapi memiliki intisari yang relative sama. Menurut Harun Nasution bahwa definisi filsaafat itu memang bermacam-macam, antara lain sebagai berikut:
1.             Pengatahuan tentang hikmah
2.             Pengatahuan tentang prinsip dan dasar
3.             Mencari kebenaran
4.             Membahas dasar-dasar dari apa yang dibahas, dan lain-lain
       2. agama, filsafat, dan Ilmu ( sebuah perbandingan)
          Cara manusia mencari dan menemukan kebenaran itu ada 3 macam, yaitu dengan Agama, filsafat, dan dengan ilmu pengetahuan. Antara yang satu dengan yang lainnya mempunyai titik persamaan, titik perbedaan, dan titik singgung.
          Titik persamaannya antara ketiganya adalah bahwa baik agama, filsafat, dan ilmu setidak-tidaknya bertujuan dan berusaha denagn hal yang sama, yaitu kebenaran.
          Titik perbedaaan antara ketiga-ketiganya adalh bahwa agama bersumber wahyu dari Allah, sehingga kebenarannya mutlak;  sedangkan filsafat dan ilmu pengetahuan bersumberkan ra’yu(akal,budi dan rasio) manusia, sehingga kebenarannya nisbi(relative).
          Adapun titik singungnya adalah bahwa tidak semua masalah yang dipernyatakan manusia dapat dijawab secara positif oleh ilmu pengetahuan,dan juga oleh filsafat karena jawaban filsfat sifatnya spekulatif dan juga alternative, sedangkan agama member jawaban tentang berbagai masalah yang tidak terjawab oleh ilmu pengetahuan.
          Tokoh-tokoh filosof muslim yang terkenal adalah: Al-Kindi, Al-Farabi,  Ibnu Miskawaih dan Ibnu Sina.
      
F. DIMENSI KEBUDAYAAN DALAM ISLAM
Agama samawi bukanlah termasuk kebudayaan, karena ia bukan produk manusia ,tetapi dari Tuhan Yang Maha Esa(Allah) yang telah menurunkan Wahyu kepada utusan-Nya, untuk disebarkan kepada umat manusia. Agama Islam termasuk agama samawi(agama wahyu) sehingga tidak termasuk kebudayaan. Namu demikian agama Islam telah mendorong para pemeluk-Nya untuk menciptakan kebudayaan dengan berbagai seginya.
            Berkembangnya kebudayaan menurut pandangan Islam bukanlak bebas nilai tetapi justru terikat oleh nilai. Keterikatan terhadap nilai tersebut bukan hanya terbatas pada wilayah nilai nsani tapi juga menembus pada nilai Ilahi sebagai pusat nlai, seperti keimanan kepada Allah, dan Iman ini akan mewarnai semua aspek kehidupan atau mempengaruhi nilai-nilai lain.
                   Ciri kebudayaan dalam Islam:
v  Bernafaskan tauhid, karena tauhidlah yang menjadi pokok ajaran Islam
v  Hasil buah pikiran dan pengolahannya adalah dimaksudkan untuk meningkatkan kesejahteraan dan kebahagiaan umat manusia, karena Islam adalah Rahmat bagi sekalian alam.






















BAB III
PENUTUP
Kesimpulan,
periodisasi sejarah islam
1)      Periode pra klasik
2)      Periode klasik
3)      Periode pertengahan
                   DIMENSI AQIDAH, Syekh Hasan Al-Bannah dalam bukunya “Al-‘Aqoid” menyatakan Aqidah sebagai sesuatu yang seharusnya hati membenarkannya sehingga menjadi ketenangan jiwa, yang menjadikan kepercayaan bersih dari kebimbangan dan keragu-raguan.
DIMENSI AKHLAK,Akhlak secara etimologis berasal dari kata “khuluq” dan jama’nya “akhlak”,yang berarti budi pekerti, etika, dan moral. Demikian pula kata “khuluq”mempunyai kesesuaian dengan “khilqun”, hanya saja khuluq merupakan perangai manusia dari dalam diri(ruhaniyah) sedang khiqun merupakan perangai manusia dari luar(jasmani). Term khuluq juga  berhubungan erat dengan “khaliq”(pencipta) dan “makhluq”(yang diciptakan).
                   DIMENSI SYARIAH, Sallam Madkur dalam “Al-Madkhal Lil Fiqh Al-Islami” menerangkan bahwa makna syariah dengan hukum yang ditetapkan oleh Allah melalui Rasul-Nya, agar mereka menaati hukum itu atas dasar iman, baik yang berkaitan dengan aqidah, amaliyah,(ibadah dan mu’amalah) maupun dengan akhlak.
                   DIMENSI FILSAFAT DALAM ISLAM Ditinjau dari segi Terminologis, filsafat itu mempunyai pengertian yang bermacam-macam tetapi memiliki intisari yang relative sama. Menurut Harun Nasution bahwa definisi filsaafat itu memang bermacam-macam, antara lain sebagai berikut:
1.                       Pengatahuan tentang hikmah
2.                       Pengatahuan tentang prinsip dan dasar
3.                       Mencari kebenaran
4.                       Membahas dasar-dasar dari apa yang dibahas, dan lain-lain
                   DIMENSI KEBUDAYAAN DALAM ISLAM, Ciri kebudayaan dalam Islam:
v  Bernafaskan tauhid, karena tauhidlah yang menjadi pokok ajaran Islam
v  Hasil buah pikiran dan pengolahannya adalah dimaksudkan untuk meningkatkan kesejahteraan dan kebahagiaan umat manusia, karena Islam adalah Rahmat bagi sekalian alam.

























DAFTAR PUSTAKA
Tadjab,M. A. Dimensi-Dimensi Studi Islam. Karya Abditama, Surabaya, 1994
Rosihin Anwar, Pengantar Studi Islam,Pustaka Setia,Bandung,2009
Hasan al-Banna,Aqidah Islam, all-maarif,bandung,1983
CA. Kadir, filsafat dan Ilmu pengetahuan, dalam islam, al-maarif,bandung,1989



[1] Hasan al-Banna,Aqidah Islam(al-maarif,bandung,1983)hlm.9

[2] Tadjab,M. A. Dimensi-Dimensi Studi Islam( Karya Abditama, Surabaya, 1994)hlm.255

0 komentar:

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites